Sabtu, 12 Oktober 2013

Datu Zenal Dan Istri Beliau Datu Awar

maqam beliau di desa air tajun muara tapus , HSU amuntai kalimantan selatan dan hasil ziarah sendiri tgl 05 - 10 - 2013


Syekh Ahmad Al Madani

beliau adalah guru dari Syekh Sayyid Umar Shiddiq Al Atthas ( Habib Jombo )

maqam beliau terletak di desa pandawan HST barabai dan hasil ziarah sendiri pd tgl 12 - 10 - 2013

Habib Jombo

beliau ini menurut cerita yang kita dengar adalah seorang habaib yg berasal dari mesir dan beristri orng barabai dan beliau berdua sama'' menuntut ilmu di sana dan wafat di sana

dan tak di sangka maqam beliau pindah ke desa pandawan barabai , dan nama asli Habib Jombo Adalah Syekh Sayyid Shiddiq Al Atthas & istri beliau nama nya adalah Syarifah Mudzalifah

maqam beliau terletak di desa pandawan HST barabai dan hasil ziarah sendiri pd tgl 12 - 10 - 2013

Datu Limpai

maqam beliau terletak di desa pandawan HST barabai dan hasil ziarah sendiri pd tgl 12 - 10 - 2013


Kubur Enam ( Di Taal )

Maqam 6 orang Pahlawan gugur tgl 23 - 03 - 1949

Terletak di Desa Ta'al Kandangan Seberang Maqam Pahlwan Puspa Raya

Nama Pahlawan itu adalah :

1 - Ahmad Sumbawa ( Desa Kupang Kab Tapin )
2 - Muhammad ( Desa Barabai HST )
3 - Salamat ( Desa Marabahan Kab Barito Kuala )
4 - Ugub ( Desa Anjir Banjarmasin )
5 - Marhallah ( Desa Pengaron Kab Banjar )
6 - Darmawi ( Desa Malutu Kec Padang Batung Kab HSS )

Dinamakan Kubur 6 adalah karena 6 pejuang yg meninggal dan di kubur dalam 1 maqam itu sebanyak 3 orng jadi 2 maqam dengan 6 orng



hasil ziarah sendiri 10 - 08 - 2013




Ahmad Darsani Bin Dahlan

beliau ini alim ulama yg bnyak mencetak ulama'' , dan beliau ini dulu nya sekolah di dalam pagar martapura , dan salah satu murid beliau adalah KH Imansyah Amir Lc pengasuh pondok pesantren Tambarangan , karena waktu beliau mau melanjutkan sekolah ke mekkah Kh Imansyah ini sowan kepada Ahmad Darsani dan kata beliau jual 1 batang pohon sungkai dan ternyata berkat menjual pohon itu jadi lah Kh Imansyah sekolah di mekkah dan mendapatkan gelar Lc dan sekarang menjadi pimpinan pondok pesantren

fhoto hasil ziarah sendiri


KH Muhammad Said Bin Bahrun Bin Ali

Beliau seorang alim ulama yg mengajar di ponpes assuniyah tambarangan , dan mngajar Al'Qur'an Dan Al' Hadist dan beliau ini seorang tahfidz Al' Qur'an dan juga seorang juara 1 Tahfidz di mekkah

juga beliau pengasuh tahfidz di mesjid agung rantau , fhoto hasil ziarah sendiri dan beliau ini salah satu guru admint


Datu Nursitiwana

maqam beliau di desa pebaungan ilir kira'' 5 km dari jalan raya atau dari maqam Syekh Ahmad Barmawi Bin Syekh Abdul Jalil Di Desa Pebaungan kab Tapin Kalimantan Selatan

dan ini hasil ziarah sendiri

Karomah dan Kekeramatan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Atthas

Selama di penjara ke keramatan Habib Abdullah Bin Mukhsin semakin tampak sehingga semakin banyak orang yang datang berkunjung kerpenjaraan tersebut. Tentu saja hal itu mengherankan para pembesar penjara dan penjaganya. Sampai mereka pun ikut mendapatkan berkah dan manfaat dari kebesaran Habib Abdullah dipenjara,
Setiap permohonan dan hajat yang pengunjung sampaikan kepada Habib Abdullah Bin Mukhsin selalu dikabulkan Allah SWT, para penjaga merasa kewalahan menghadapi para pengunjung yang mendatangi beliau Mereka lalu mengusulkan kepada kepala penjara agar segera membebaskan beliau. Namun, ketika usulan dirawarkan kepada Habib Abdullah beliau menolak dan lebih suka menungu sampai selesainya masa hukuman.
Pada suatu malam pintu penjara tiba–tiba terbuka dan datanglah kepada beliau kakek beliau Al Habib Umar Bin Abdurrohman Al Athas seraya berkata, Jika kau ingin keluar dari penjara keluarlah sekarang, tetapi jika engkau mau bersabar maka bersabarlah.
Beliau ternyata memilih untuk bersabar dalam penjara, pada malam itu juga Sayyidina Al Faqih Al Muqodam dan Syeh Abdul Qodir Zaelani serta beberapa tokoh wali mendatangi beliau. Pada kesempatan itu Sayyidina Al Faqih Al Muqodam memberikan sebuah kopiah. Ternyata dipagi harinya Kopiah tersebut masih tetap berada di kepala Al Habib Abdullah Padahal, beliau bertemu dengan Al Faqih Al Muqodam didalam impian.
Para pengujung terus berdatangan kepenjara sehingga berubahlah penjaraan itu menjadi rumah yang selalu dituju, Beliau pun mendapatkan berbagai kekeratan yang luar biasa mengingatkan kembali hal yang dimiliki para salaf yang besar seperti Assukran dan syeh Umar Muhdor
Diantara Karomah yang beliau peroleh adalah sebagaimana yang disebutkan Al Habib Muhammad Bin Idrus Al Habsyi bahwa Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas ketika mendapatkan anugrah dari Allah SWT, beliau tenggelam penuh dengan kebesaran Allah, hilang dengan segala hubungan alam dunia dan sergala isinya. Al Habib Muhammad Idrus Al Habsyi juga menuturkan, ketika aku mengujunginya Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athos dalam penjara aku lihat penampilannya amat berwibawa dan beliau terlihat dilapisi oleh pancaran Illahi. Sewaktu beliau melihat aku beliau mengucapkan bait –bait syair Habib Abdullah Al Hadad yang awal baitnya adalah sbb “ Wahaii yang mengunjungi Aku di malam yang dingin, ketika tak ada lagi orang yang akan menebarkan berita fitrah, Selanjutnya, kata Habib Muhammad Idrus, kami selagi berpelukan dan menangis, “
Karomah lainnya setiap kali beliau memandang borgol yang membelegu kakinya, maka terlepaslah borgol itu.
Disebutkan juga bahwa ketika pimpinan penjara menyuruh bawahannya untuk mengikat keher Habib Abdullah Bin Mukhsin maka dengan rante besi maka atas izin Allah rantai itu terlepas, dan pemimpin penjara beserta keluarga dan kerabatnya mendapat sakit panas, dokter tak mampu mengobati penyakit pemimpin penjara dan keluarganya itu, barulah kemudian pemimpin penjara sadar bahwa ;penyakitnya dan penyakit keluarganya itu diakibatkan Karena dia telah menyakiti Al Habib yang sedang dipenjara.
Kemudian, kepala penjara pengutus bawahannya untuk mendo’akan, penyakit yang di derita oleh kepala penjara dan keluarganya itu agar sembuh Maka, berkatalah Habib Abdullah kepada utusan itu Ambillah borgol dan rante ini ikatkan di kaki dan leher pemimpin penjara itu, maka akan sembuhlah dia.
Kemudian dikerjakanlah apa yang dikatakan oleh Habib Abdullah, maka dengan izin Allah SWT penyakit pimpinan penjara dan keluarganya seketika sembuh. Kejadian ini penyebabkan pimpinan penjara makin yakin akan kekeramatan Habib Abdullah Mukhsin Al Athas. Sekeluarnya dari penjara beliau tinggal di Jakarta selama beberapa tahun.
Perjalanan ke Empang
Dari sumber lain disebutkan, bahwa awal mula kedatangan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas ke Indonesia, pada tahun 1800 Masehi, waktu itu beliau diperintahkan oleh Al Habibul Imam Abdullah bin Abu Bakar Alayidrus, untuk menuju Kota Mekah. Dan sesampainya di Kota Mekah, beliau melaksanakan sholat dan pada malam harinya beliau mimpi bertemu dengan Rasullah SAW, entah apa yang dimimpikannya, yang jelas ke esok harinya beliau berangkat menuju Negeri Indonesia.
Sesampainya di Indonesia, beliau dipertemukan dengan Al Habib Ahmad Bin Hamzah Al Athas yang da dipakojan Jakarta dan beliau belajar ilmu agama darinya, lalu Habib Ahmad Bin Hamzah Al Athas memerintahkan agar beliau datang berziarah ke Habib Husen di luar Batang, dari sana sampailah perjalanan beliau ke Bogor
Beliau datang ke Empang dengan tidak membawa apa-apa,
Pada saat belau datang ke Empang Bogor, disana disebutkan bahwa Empang yang pada saat itu belum ada penghuninya, namun dengan Ilmu beliau bisa menyala dan menjadi terang benderang Diceritakan, ada kekeramatan yang lain terjadi pula ketika beliau tengah makan dipinggiran empang, kebetulan pada saat itu datang kepada beliau seorang penduduk Bogor dan berkata “ Habib, kalau anda benar-benar seorang Habib Keramat, tunjukanlah kepada saya akan kekeramatannya..
Pada saat itu kebetulan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas tengah makan dengan seekor ikan dan ikan itu tinggall separuh lagi. Maka Habib Abdukkah berkata” Yaa sama Anjul ilaman Tabis,” ( wahai ikan kalau benar-benar cinta kepadaku tunjukanlah) maka atas izin Allah SWT, seketika itu juga ikan yang tinggal sebelah lagi meloncat ke empang. Konon ikan sebelah tersebut sampai sekarang masih hidup dilaut.
Masjid Keramat Empang didirikan sekitar tahun 1828 M. pendirian Masjid ini dilakukan bersama para Habaib dan ulama-ulama besar di Indonesia. Di Sekitar Areal Masjid Keramat terdapat peninggalan rumah kediaman Habib Abdullah, yang kini rumah itu ditempati oleh Khalifah Masjid, Habib Abdullah Bin Zen Al Athas. Didalam rumah tersebut terdapat kamar khusus yang tidak bisa sembarang orang memasukinya, karena kamar itu merupakan tempat khalwat dan zikir beliau. Bahkan disana terdapat peninggalan beliau seperti tempat tidur, tongkat , gamis dan sorbannya yang sampai sekarang masih disimpan utuh.
Kitab-kitab beliau kurang lebih ada 850 kitab, namun yang ada sekarang tinggal 100 kitab, sisanya disimpan di “Jamaturkhair atau di Rabitoh”. Tanah Abang Jakarta. Salah satu kitab karangan beliau yang terkenal adalah “Faturrabaniah” konon kitab itu hanya beredar dikalangan para ulama besar,
Adapun karangannya yang lain adalah kitab “Ratibul Ahtas dan Ratibul Hadad.” Kedua kitab itu merupakan pelajaran rutin yang diajarkan setiap magrib oleh beliau kepada murid-muridnya dimasa beliau masih hidup, bahkan kepada anak dan cucunya, Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas menganjurkan supaya tetap dibacanya.
Habib Abdullah Bin Al Athas, adalah seorang Waliyullah dengan kiprahnya menyebarkan Agama Islam dari satu negeri kenegeri lain. Di Kampung Empang beliau menikahi seorang wanita keturanan dalem Sholawat. Dari sanalah beliau mendapatkan wakaf tanah yang cukup luas, sampai sekarang 85 bangunan yang terdapat di kampung Empang didalam sertifikatnya atas nama Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas.
Semasa hidupnya sampai menjelang akhir hayatnya beliau selalu membaca Sholawat Nabi yang setiap harinya dilakukan secara dawam di baca sebanyak seribu kali, dengan kitab Sholawat yang dikenal yaitu “ Dala’l Khoirot” artinya kebaikan yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Menurut Manakib, beliau dipanggil Allah SWT pada hari Selasa, 29 Zulhijjah 1351 Hijriah diawal waktu zuhur Jenazah beliau dimakamkan keesokan harinya hari Rabu setelah Sholat zuhur. Tak terhitung jumlah orang yang ikut mesholatkan jenazah. Beliau dimakamkan di bagian Barat Masjid An nur Empang,sebelum wafat beliau terserang sakit flu ringan.




Sayyid Sulaiman

beliau adalah seorang ulama yg menyebarkan agama islam di daerah amuntai khusus nya daerah pakacangan , dan beliau ini tidak memiliki keturunan karena wafat di waktu muda dan maqam beliau ini ada 2 yaitu di daerah desa pakacangan dan padang basar

Pada sekitar abad ke 18 ada sepasang suami istri dari
Padang Basar Amuntai Hulu Sungai Utara yang hidup
rukun,tidak tercatat secara pasti nama mereka,pada
suatu hari mereka pergi ke Martapura yang pada saat
itu merupakan ibukota kerajaan Banjar,mereka
berkunjung kepada sanak keluarganya yang berada di Martapura melalui sungai dengan membawa perahu
atau jukung besar khas Banjar,setelah saling melepas
rindu dengan sanak keluarganya mereka pamit
pulang,tapi alangkah terkejutnya mereka ketika sampai
keperahu,ternyata didalam perahu sudah ada seorang
bayi mungil,sadar bahwa bayi tersebut bukan anak mereka,mereka lalu melaporkannya kepada masyarakat
sekitarnya,tak lama kemudian datanglah seluruh
masyarakat Martapura untuk melihat bayi
tersebut,ternyata dari semua masyarakat itu tak ada
satupun yang mengaku bahwa bayi tersebut bayi
mereka,akhirnya setelah dibicarakan dengan warga setempat,akhirnya bayi tersebut mereka bawa pulang
kekampung halamannya untuk di didik dan dipelihara
seperti anak kandung mereka sendiri,dan diberi nama
Sulaiman,ternyata anak tersebut bukan sembarangan,
banyak keganjilan keganjilan yang terjadi sejak iya
masih bayi,pada saat bayi anak tersebut tidak pernah mau minum susu,ia cuma mau minum air putih,dan
setiap waktu sholat anak tersebut pasti bangun dan
tidak mau tidur,keanehan lain pada saat bulan
Ramadhan tiba dan orang orang melaksanakan
puasa,pada siang hari bayi tersebut tidak mau
minum,kecuali saat tibanya berbuka puasa baru bayi tersebut baru mau minum,hal tersebut terus terjadi
hingga iya semakin besar,makin besar iya makin
banyaklah keanehan keanehan yang terjadi dengan
dirinya,selain dipanggil dengan Datu Sulaiman beliau
juga dipanggil oleh masyarakat dengan nama Datu
Burung,kenapa jadi dipanggil Datu Burung hal ini ada kejadiannya,pada suatu hari beliau yang pada saat itu
masih kanak kanak disuruh oleh orang tuanya untuk
menunggu padi yang pada saat itu tengah dijemur,padi
tersebut dijaga supaya jangan sampai dimakan ayam
dan binatang lainnya,sebagai anak yang patuh dan
berbakti dengan orang tuanya beliau tidak menolak,tapi apa yang terjadi...apa yang dilakukannya membuat
orang tuanya dan seluruh masyarakat kampung
menjadi gempar,ternyata untuk melaksanakan tugas
yang diberikan orang tuanya beliau naik keatas pohon
pisang yang dekat dengan jemuran tersebut,lalu duduk
diatas daun pisang tersebut...anehnya jangankan patah daun pisang tersebut,lenturpun tidak dan sejak beliau
menunggui jemuran tersebut tak seekor ayam pun yang
berani mendekat.
tidak tercatat apakah setelah beliau dewasa,beliau
menyebarkan ilmu ilmunya atau diketahui siapa guru
guru beliau,yang ada cuma kesaktian kesaktian beliau yang masih disimpan masyarakat sampai kini,pada
suatu ketika belanda mau menyerang desa Padang
Basar amuntai dan sekitarnya,karena desa Padang
Basar terletak ditepi sungai Tabalong maka Belanda
melakukan penyerangan melalui sungai dengan kapal
laut,mengetahui hal tersebut masyarakat segera melaporkan hal tersebut kepada Datu Sulaiman
"Datu !!..Belanda mau menyerang kampung kita,mereka
sedang dalam perjalanan menuju ke sini" kata salah
seorang warga melapor.
"Tenang ..mereka takkan sampai kesini" sahut Datu
Sulaiman. "mereka sudah dekat Datu,mari kita siapkan
segalanya"....
"baik..panggil semua kawan kawan kumpul semua.."
setelah semua pejuang berkumpul beliau lalu mengajak
mereka semua ketepi sungai Tabalong,beliau mencari
tali lalu dibentangkan melintang keseberang sungai. "untuk apa tali itu dibentangkan menyeberang
sungai ..Datu" tanya seorang warga.
"untuk menghalangi kedatangan Belanda ke daerah
kita..."sahut Datu Sulaiman.
benar saja ketika Belanda mendekati kampung Padang
Basar mereka melihat bahwa sungai yang mereka arungi buntu,dan akhirnya merekapun berbalik arah
tidak jadi menyerang daerah Padang Basar dan
sekitarnya.
konon kabarnya apabila Datu Sulaiman ingin makan
ikan,ikan yang sedang berkeliaran bebas disungai
beliau ambil begitu saja,tanpa menggunakan alat yang lazim dipakai orang,dan juga bila beliau ingin
(mengurung ( bahasa banjar) menangkap ikan yang
berkeliaran disungai,beliau pancangkan empat buah
bilah atau tongkat berbentuk segi empat maka ikan
yang berada didalam keempat bilah tersebut tidak bisa
lepas. Pada suatu hari beliau menanam pohon Kutapi dimuka
rumah beliau,keada keluarganya beliau berpesan agar
tanaman tersebut dipelihara,kalau pohon Kutapi ini
sudah besar seperti pohon Kapuk atau Randu maka
ajalnya akan tiba,ternyata apa yang dikatakan beliau
benar adanya,pada saat pohon Kutapi tersebut sudah besar seperti pohon Kapuk atau Randu maka wafatlah
beliau.
sebelum beliau wafat beliau sempat berwasiat agar
supaya beliau dimakamkan di Kampung Padang Basar
yang merupakan kampung beliau,tapi ketika wafatnya
oleh pemerintah setempat beliau dimakamkan di kampung Pangacangan,karena tidak sesuai dengan
wasiat maka pada malam harinya salah seorang sanak
keluarganya bermimpi bahwa Datu Sulaiman kembali
berkubur ketempat yang sudah diwasiatkannya yaitu
dikampung Padang Basar,siang harinya kemudian dia
ceritakan kepada keluarga lainnya,oleh keluarga akhirnya disepakati untuk membongkar makam di
kampung Pangacangan dengan disaksikan seluruh
warga,anehnya mayat Datu Sulaiman benar benar tidak
ada dan mereka hanya menemukan buluh barencong
(bambu yang dibikin runcing),sedangkan dikampung
padang Basar muncul onggokan tanah dan onggokan tanah tersebutlah yang diyakini oleh seluruh
masyarakat sebagai makam Datu Sulaiman dan
diziarahi sampai sekarang ...wallahu a'lam bissawab.



dan ini fhoto maqam beliau di desa pakacangan yg hasil admint sendiri ziarah pada tanggal 05 - 10 - 2013


Syekh Abdurrahman Shiddiq ( Wali Kadap )

beliau seorang wali Allah SWT yg bnyak sekali murid beliau dari desa jingah rabit alabio dan ada juga dari daerah jawa ,

dan maqam beliau berada di muka rumah beliau di jingah rabit alabio
dan fhoto ini hasil ziarah admint sendiri tgl 05 - 10 - 2013