Minggu, 01 Desember 2013

Abu Hurairah, Otaknya Menjadi Gudang Perbendaharaan Hadits Nabi

Kepandaian seorang manusia kadang berakibat merugikan bagi manusia yang menyandangnya. Orang-orang yang mempunyai bakat istimewa itu banyak yang harus membayar mahal, justru pada saat ia pantas menerima penghargaan …


Salah seorang sahabat Nabi saw, Abu Hurairah termasuk dari mereka…. Ia mempunyai bakat yang luar biasa dalam hal kemampuan dan kekuatan ingatan, ia mempunyai kelebihan dalam seni menangkap apa yang didengarnya, sedangkan daya ingatnya mempunyai keistimewaan dalam menghafal dan menyimpan. Hamper tak pernah ia melupakan satu kata atau satu huruf pun dari semua yang pernah di dengarnya. Ia telah mewakafkan hampir seluruh hidupnya untuk lebih banyak mendampingi Rasulullah saw, sehingga ia termasuk salah seorang sahabat yang paling banyak menerima dan menghafal hadis, serta meriwayakannya.

Salah sati akibat yang menimpa Abu Hurairah, adalah masa di mana pemalsu-pemalsu hadis yang dengan dengan sengaja membikin hadis-hadis bohong dan palsu, seolah-olah berasal dari Rasulullah saw. Mereka memperalat nama Abu Hurairah, dan meriwayatkan dengan menggunakan kata-kata: “Berkata Abu Hurairah”

Dengan perbuatan ini, hampir-hampir mereka menyebabkan kemasyhuran dan kedudukan Abu Hurairah selaku penyampai hadis Nabi saw, menjadi diragukan dan tanda Tanya.

Ia adalah salah seorang sahabat Nabi saw yang menerima vahaya revolusi Islam, dengan perubahan mengagumkan yang terjadi pada dirinya, dari orang upahan menjadi majikan…. Dari orang terlunta-lunta di tengah-tengah lautan manusia, menjadin imam da panutan, dan dari seorang sujud di depan batu-batu berhala, menjadi orang yang beriman kepada Allah swt. Suatu saat ia pernah bercerita kepada sahabat-sahabatnya:

“Aku dibesarkan dalam keadaan Yatim, dan ikut hijrah dalam keadaan msikin. Aku menerima upah sebagai pembantu pada keluarga Busrah binti Ghazwan demi untuk sekedar mengisi perutku…! Aku melayani keluarga itu setiap saatbaik kala mereka sedang di rumah, dan menuntun binatang tunggangannya jika mereka sedang bepergian. Sekarang inilah aku, Allah telah berkenan menikahkan aku dengan putrid Busrah, segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Agama ini tiang penegak, dan menjadikan Abu Hurairah seperti sekarang ini……!

Ia datang dan menemui Nabi saw pada tahun ketujuh hijriyah sewaktu beliau berada di Khaibar, ia memeluk Islam karena dorongan kecintaan dan kerinduan, dan sejak itulah hampir-hampir ia tidak berpisah lagi dari Rasulullah saw kecuali pada saat-saat waktu tidur. Hal ini ia lakukan sejak masuk Islam sampai Nabi saw wafat.

Dengan fitrahnya yang kuat. Abu Hurairah mendapatkan kesempatan yang besar yang memungkinkan ia memainkan peran penting dalam berbakti kepada Agama Allah swt.

Pahlawan perang di kalangan sahabat, sangat banyak…., ahli fiqih, juru dakwah dan para guru juga tidak sedikit….,

Tetapi masyarakat dan lingkungan saat itu belum banyak yang melek huruf, bisa baca tulis. Pada masa itu manusia belum merasa pentingnya baca tulis sebagai bukti kemajuan suatu masyarakat. Pada saat seperti itulah, Abu Hurairah dengan fitrahnya yang kuat dapat menyelami kebutuhan masyarakat baru yang dingun oleh Islam, kebutuhan akan orang-orang yang dapat melihat dan memelihara peninggalan dan ajaran-ajarannya. Saat itu memang sudah ada para sahabat yang sudah mampu manulis, tetapi jumlah mereka sangat sedikit sekali, apalagi sebagian dari mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mencatat hadis-hadis yang ucapkan oleh Rasulullah saw.

Sebenarnya Abu Hurairah bukanlah seorang penulis, ia hanya seorang ahli hafal yang mahir disamping mempunyai kesempatan atau mampu mengadakan kesempatan yang diperlukan untuk itu, karena ia tidak punya tanah yang akan digarap, dan tidak punya perniagaan yang akan diurus.

Ia menyadari sepenuhnya bahwa dirinya termasuk orang yang masuk Islam belakangan, karena itulah ia bertekad untuk mengejar ketertinggalannya dengan cara selalu mendampingi Rasulullah secara terus menerus dan selalu hadir dalam majlisnya. Ia juga sadar dengan bakat pemberian Allah swt pada dirinya, berupa daya ingatan yang luas dan kuat, dan makin bertambah kuat, tajam dan luas dengan Do’a Rasulullah saw, agar pemilik bakat ini diberi Allah berkat.

Dengan kekuatan dan kemampuan serta bakat itulah ia menyiapkan dirinya untuk memikul tanggung jawab dan memelihara peninggalan yang sangat penting itu dan mewariskannya kepada generasi berikutnya……

Sewaktu Rasulullah saw telah berpulang ke Rahmatullah swt, Abu Hurairah terus saja menyampaikan hadis-hadis Nabi, yang menyebabkan sebagian sahabatnya merasa heran dengan bertanya-tanya didalam hati, darimana saja datangnya hadis-hadis ini, kapan di dengarnya dan endapkannya dalam ingatannya…….

Untuk menghilangkan keragu-raguan dan kecurigaan sahabat-sahabatnya itu, Abu Hurairah memberi penjelasan: “Tuan-tuan telah mengatakan bahwa Abu Hurairah banyak sekali mengeluarkan hadis dari Nabi saw, dan tuan-tuan katakana pula bahwa orang-orang Muhajirin yang lebih dulu masuk Islam daripada Abu Hurairah, tidak pernah menceritakan hadis-hadis itu? Ketahuilah, bahwa sahabat-sahabatku orang-orang Muhajirin itu sibuk dengan perdagangan mereka di pasar-pasar, sedang sahabat-sahabatku orang Anshor sibuk dengan tanah pertanian mereka …

Sedang aku adalah orang miskin, yang paling banyak mempunyai kesempatan dan menyertai majlis Rasulullah, aku hadis disaat yang lain absent, dan aku selalu ingat seandainya mereka lupa karena kesibukannya….. pada suatu hari Nabi pernah bersabda kepada kami, “Siapa yang membentangkan serbannya hingga selesai pembicaraanku kemudian ia meraihnya ke dirinya, maka ia tidak akan pernah lupa akan suatu pun dari apa yang telah didengarnya daripadaku….!”

Oleh sebab itulah, kuhamparkan serbanku, lalu beliau berbicara kepadaku, kemudian kuraih kain itu ke diriku, dan demi Allah, tak ada satupun yang terlupa dari apa yang telah kudengar. Demi Allah kalau tidak karena adanya ayat di dalam kitabullah niscaya tidak akan kukabarkan kepada kalian sedikitpun. “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang telah kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, sesudah kami naytakan kepada manusia di dalam kitab mereka itulah yang dikutuk oleh Allah dan dikutuk oleh para pengutuk (para malaikat) (QS: Al-Baqarah: 159)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar