Selasa, 05 November 2013

Al-Qutb Bilad Wal Irsyad Al-Murobby Ruhhy Al-Mursyidul A'adzom Wal Kamil Al-Alimul Alamah Al-Arif Billah As-Syekh As-Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf

Sesungguhnya Aku mempunyai hamba-hamba , dan dari seluruh hamba-Ku Mereka mencintai Aku, dan Aku mencintai mereka, Aku rindu kepada mereka dan mereka pun rindu kepada-Ku, Mereka menyebut-nyebut Nama-ku dan Aku pun menyebut nama mereka, Jika engkau mengikuti mereka maka Aku mencintaimu, dan jika engkau menyimpang dari mereka maka Aku akan murka padamu.

“Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari ke-Ridhoan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya (QS. 2:207)

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang amat teguh dalam segala Kuasa-nya, Iradah-Nya yag Azali menghendaki telah mencipta seorang hamba yang amat dikasihi ini, maka tersebarlah pancaran kemuliaannya dalam segala kenyataan maupun dalam segala ke-rahasiaan.
Dan limpahankanlah Sholawat Salam atas Nabi Muhammad yang dicintai dan dikasihi oleh jasad ,ruh, dan jiwa kita, juga atas keluarga dan sahabatnya serta mereka yang berhubungan Nasab dengannya.

Hadroh Allah maha luas mengkhususkannya, hanya bagi pandangan Nabi yang menatap dengan seksama, dan telinganya yang mendengar dengan cermat.

Ketika Allah SWT menghendaki untuk menampakkan Hakikatnya yang terpuji, dan memunculkan-nya laksana dzohir dan bathin dalam bentuk pengertian-nya, dan memindahkannya ke Rahim yang terpilih seta dipenuhi akan Hikmah dan diantara Mani yang disempurnakan laksana Cahaya maka tibalah Muhammad Yusuf pada alam yang fana ini.

Darahnya menyimbolkan akan seseorang yang sangat terkenal dalam 4 Kitab Suci serta disandingkan Nama-nya beserta Nama Allah SWT, yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW, melalui darah itulah maka terjalinlah sebuah Jalinan Rahasia yang Indah. Sungguh alangkah Agungnya nasab itu laksana untaian permata & bintang yang selalu gemerlapan cahayanya.

Tak banyak diketahui kehidupan selanjutnya, namun semua tak jauh dari Hal Ihwan anak anak pada umumnya, yang senantiasa bermain dengan penuh kebahagian, namun ditengah keceriaan-nya itu, ayahnya (Ali bin Husein bin Abdurrahman bin Ahmad Al-kaf) tak lupa pula dan selalu menempa dirinya dalam berbagai Ilmu Agama. Muhammad Yusuf sangat menghormati kedua orang tuanya bahkan menjadikan mereka laksana keramat hidup.

Beranjak dewasa Muhammad Yusuf sudah menunjukan kegemarannya dalam bidang Tasawwuf, dari sinilah dimulainya perjalanan ruhaniyah beliau. Berkat Inayah dan Hidayah Allah , Muhammad Yusuf bertemu dan ber-Bay’at kepada Syekh Sayid Muhammad Al-Aydrus dengan perlahan sang guru pun mem-Bay’at dengan kalimat :


Aku Ridho Allah sebagai Tuhan-ku
Islam sebagai Agama-ku
Muhammad SAW sebagai Nabi-ku

Dan setelah beberapa tahun menemani sang Guru, Muhammad Yusuf Al-kaf mulai menunjukan kwalitas Bathiniyah nya kepada sang Guru tersebut.

Dilantik menjadi Seorang Mursyid.

Setelah dilihat oleh sang Guru, maka Muhammad Yusuf di Bay’at kembali menjadi seorang Mursyid yang kelak akan menggantikan sang Guru, dan sejak saat itu banyaklah orang yang datang untuk ber-Bay’at kepadanya. Namun dalam proses yang cukup panjang murid –murid angkatan pertama sangat membuat Bathin Muhammad Yusuf Al-kaf sedih dikarenakan tidak adanya kemajuan yang nampak pada semua murid murid nya.

Ketika larut dalam kesedihan, Muhammad Yusuf pun ber-Tawajjuh kepada Hadroh Allah

“ Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang timbul dari diri-ku, dan dari kejahatan makhluk yang Engkau pegang ubun-ubunnya.
“Ya Allah, Yang hidup abadi
“Ya Allah, Yang selalu mengurus makhluk-nya
Dengan Rahmat-Mu perbaikilah semua urusanku, dan janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri atau kepada seseorang dari makhluk-Mu sekejap mata pun.

Setelah selesai dalam Do’a nya, tiba tiba datanglah dua cahaya yang menghampirinya, sejenak kedua cahaya tersebut menjadi dua sosok yang tak lain adalah Gurunya Sayid Muhammad Al-Aydrus bersama Rosululloh SAW.dialog pun terjadi,

“Assalamu’alaikum Wa Rohmatullohi Wa Barokatuh” ucap kedua sosok tesebut,
“Wa’alaikum salam” jawab Muhammad Yusuf Al-kaf,
“Wahai anak-ku tangis mu bagai duri yang menusuk-ku, jangan kau sesali yang Allah lakukan, sesungguhnya hal tersebut merupakan salah satu ujian dari Allah kepadamu, dan semua yang Allah lakukan tentunya baik untukmu”
Ridho lah apa yang Allah Ridhoi akan dirimu.ucap Rosululloh.
Setelah mendengar pernyataan itu, maka hilanglah kesedihan yang menimpa dirinya, dan diiringi dengan jawaban :
“terima kasih Ya Rosululloh, atas Nasehat serta kedatangan-mu padaku”
Tak lama perlahan dua sosok itupun hilang dalam hiasan cahaya yang cukup menawan.

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”
(QS. Yunus: 62-63)

Setelah itu Muhammad Yusuf Al-kaf lalu mengumpulkan semua anak anaknya serta mengajarkan mereka suatu Amaliyah Tharekat kepada semua anaknya itu. Dan ternyata membuahkan hasil yang sangat membanggakan. Para Jama’ah Ahli Wilayyah menyebut dan memberikan gelar kepada anak anak Muhammad Yusuf Al-kaf, yaitu dengan gelar
“Permata Bani Yusfiyah”.

“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberi pelajaran kepadanya :”Hai anakku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezholiman yang besar. (QS.31:13)

Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf menikah dengan Lubabah Muta’abbidah (wanita yang ahli ibadah) seorang wanita sholehah yang luar biasa perangainya, lembut tutur katanya, indah menawan parasnya,

Dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash RA. Rosululloh SAW pernah bersabda :
‘’ Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita sholehah”

Lubabah Muta’abbidah juga termasuk salah satu Dzurriyat Al-‘Alimul Fadhil Shohibul Wilayyah Al-Arif Billah As-Syekh Arsyad Al-Banjari yang tak lain merupakan salah satu Jama’ah Ahli Wilayyah & Lubabah Muta’abbidah merupakan figur wanita yang benar-benar ber-iman dan ber-taqwa, hatinya laksana Masjid Nabawi, Derajatnya sebanding dengan Rabitul Adawiyah.

Tak banyak para wali yang melahirkan seorang wali pula, namun tidak seperti Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf, dengan bimbingan serta kesabaran-nya pula maka hampir seluruh anak anak nya menjadi wali, salah satunya yang termasyhur (dilangit) adalah AL-QUTB AL-‘ARIF BILLAH AS-SYEKH AS-SAYYID MUHAMMAD THALHAH MAULANA ALKAF.

“warisan bagi Allah SWT dari hamba-Nya yang beriman adalah puteranya yang beribadah kepada Allah sesudahnya’’ (HR. Ath-thahawi)

Karomah Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf

Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf adalah seorang yang Mukasyaf.
Diceritakan datanglah seseorang dengan permintaan untuk Sholat Hadiah untuk salah satu keluarga nya, singkatnya setelah terlaksana sholat hadiah tesebut, maka Syekh Sayid Muhammad Yusuf Alkaf mengajukan pertanyaan kepada seseorang tersebut yang tidak beliau kenal sebelumnya,
‘’apakah almarhum mati tenggelam?” Tanya Syekh Sayid Muhammad Yusuf Alkaf,
Mendengar pernyataan itu, seseorang tersebut bingung dan kaget bagaimana Syekh ini mengetahui hal itu,

Pernah salah satu jama’ah wilayyah bermimpi beliau, dalam mimpinya ia melihat dan menyaksikan Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf hendak melakukan Sholat, tatkala mengangkat Takbirotul Ihrom nampak oleh seorang wali itu Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf “Hilang” dan berubah menjadi sosok cahaya Hijau.

“kewalian seseorang hanya dapat diketahui oleh seorang wali pula”

Wafatnya Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf

Tepat pada bulan Romadhon Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf telah kembali yang sebenar benarnya kembali, para jama’ah ahli wilayyah mengatakan sehari sebelum wafatnya beliau, jama’ah ahli wilayyah telah menjemput beliau sebelum Malaikat Izrail AS.
Sebagian lagi ada yang menyebutkan wafatnya beliau tepat pada turunyya Malam Lailatul Qodr.
Syekh Sayid Muhammad Yusuf Alkaf sangat ahli dalam kata kata mantiq tasawwuf, salah satunya adalah :

1. Membongkar gunung dengan jarum lebih mudah daripada membongkar kesombongan
Dalam Hati.
2. Pandang yang SATU pada yang Banyak, dan pandang yang Banyak pada yang SATU.

Wasiat Syekh Sayid Muhammad Yusuf Al-kaf

1. Besarnya kedudukan seorang wali, karena dirinya diarahkan dan dibela oleh Allah ta’ala.
2. Perbuatan-Perbuatan fardhu merupakan perbuatan-perbuatan yang dicintai Allah ta’ala .
3. Siapa yang Istiqomah melaksanakan sunnah dan menghindar dari perbuatan maksiat maka
Dia akan meraih kecintaan Allah SWT.
4. Jika Allah ta’ala telah mencintai seseorang maka dia akan mengabulkan doanya.
5. firman Allah, [Jika dia meminta kepada-Ku akan Aku berikan, jika dia meminta perlindungan
Pada-Ku, akan Aku lindungi]. Yaitu demi Allah, jika dia meminta kepada-Ku akan Aku berikan
Karena huruf “lam” pada kalimat ini merupakan isi sumpah dan sebelumnya ada kalimat
Sumpah yang dibuang. [jika dia meminta kepada-Ku akan Aku berikan] yaitu, demi Allah jika
Dia meminta kepada-Ku akan Aku berikan apa yang ia minta, yaitu bahwa Allah akan
Mengabulkan doanya. [jika dia meminta perlindungan pada-Ku, akan Aku lindungi] ini adalah
Bagian dari kalimat sebelumnya.
Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk diantara hamba-hamba Nya yang istimewa
Dan para wali-Nya.

Maha Suci Allah Yang memiliki segala ke-Kuasaan
Mereka berjalan menuju suatu jalan kemuliaan, generasi demi generasi dengan begitu kokohnya, Semoga Alloh meridhoi mereka dan berkat mereka semoga Alloh juga meridhoi kita semua. Amin.

Do’a Syekh Sayid Muhammad Yusuf Alkaf

Ya Allah, Engkau Dzat Pemilik segala Kuasa, diatas segala Kelemahan
Dzat Pemilik segala Kehendak, diatas segala tiada daya upaya
Dzat Pemilik segala Pengetahuan, diatas segala kejahilan
Dzat Pemilik segala Kehidupan, diatas segala Kematian
Dzat Pemilik segala Pendengaran, diatas segala Ketulian
Dzat Pemilik segala Penglihatan, diatas segala Kebutaan
Dzat Pemilik segala Kalam, diatas segala Kebisuan

Ya Allah, dengan Ridho-Mu aku terpatri dalam Hadhroh Muhammad Rosululloh yang ke hijau hijuan,dengan Ketetapan-Mu aku Engkau sembunyikan dalam perbendaharaan-Mu dengan ucapan Bismillah, Lillah Wa Billah,
Dan dengan Haq-Mu aku Engkau kuncikan dengan kalimat
La Ilaha Illalloh Muhammad Rosululloh.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar