Minggu, 27 Oktober 2013

RAJA KUBU SYARIF SHOLEH BIN ‘IDRUS AL ‘AYDRUS

(Kesultanan Kalimantan Barat)


Tuan Besar Raja Kubu Syarif Sholeh Al ‘Aydrus lahir di Ambawang Kubu,Kalimantan Barat Rabu 11 Zulhijjah 1300 H bersamaan 14 Juli 1883. Ayah beliau bernama Syarif ‘Idrus bin ‘Abdurrohman Al ‘Aydrus dan Ibu beliau ialah Syarifah Seha binti Syarif ‘Umar Baroqbah.Beliau memerintah Kubu dari tahun 1919 - 1944.


Semasa hidup ,Tuan Kubu Syarif Sholeh Al ‘Aydrus beliau didampingi 4 orang istri. Yaitu 1). Syarifah Telaha binti Tuan Kubu Syarif Hasan Al ‘Aydrus (Raja Kubu Ke-5) dikaruniai 3 anak, yaitu Syarif Husein, Syarif ‘Abdurrohman dan Syarif Abu bakar. 2). Enci’ Rohmah binti Bujang, mendapatkan 3 anak, yaitu Syarif Ahmad (1914—1944, korban keganasan Jepang), Syarifah ‘Aisyah (bersuami Syarif Yusuf bin Said Al Qodri Patih Suri Negara Kubu), dan Syarif Utsman. 3). Raden Ning binti Muhammad Syarif dikaruniai seorang anak yaitu Syarifah Khodijah, dan 4). Daeng Leha binti Dalek, tidak beranak.


Masa pemerintahan Tuan Kubu Syarif Sholeh Al ‘Aydrus bin ‘Idrus bin ‘Abdurrahman bin ‘Alwi bin ‘Idrus Al ‘Aydrus (turunan penguasa Ambawang) Kerajaan Kubu dibagi dalam 3 Onder Distrik. Masing-masing Telok Pakedai (dikepalai Saidi bin Said), Batu Ampar (Burhanuddin) dan Kubu (Syarif Ahmad bin Syarif Sholeh Al ‘Aydrus). Belakangan Onder Distrik Kubu dipimpin Syarif Yusuf bin Husein bin Sholeh Al ‘Aydrus sejak 1 Agustus 1942, sejak Syarif Ahmad ditetapkan sebagai Raja Muda Kubu. Namun 1 Maret 1943, Syarif Yusuf meletakkan jabatannya pada 20 Februari 1944, Tuan Kubu (Dokoh) Syarif Sholeh diciduk balatentara pendudukan Jepang. Keesokan harinya, 21 Februari, Raja Muda Kubu Syarif Ahmad, juga diciduk menyusul ayahnya. Maka kemudian barulah diketahui, pada 28 Juni 1944, bersama pemuka Kalimantan Barat lainnya, Tuan Kubu Syarif Sholeh dan Raja Muda Syarif Ahmad, termasuk korban pembantaian Jepang.


Wafatnya Tuan Kubu Syarif Sholeh yaitu pada tahun 1944 beserta putranya Syarif Ahmad, maka kemudian Bunken Kanrikan menunjuk Syarif Yusuf bin Said Al Qodri, menantu Syarif Sholeh, sebagai Gi Tyo pada Kubu Zitiryo Hyogikai (semacam Bestuurscommissie masa sebelum pendudukan Jepang). Mulanya Syarif Yusuf tidak didampingi anggota lainnya menyandang kedudukan tersebut. Namun kemudian Bunken Kanrikan menetapkan 2 orang anggota mendampingi Syarif Yusuf Al Qodri, masing-masing Syarif Ja’far Al ‘Aydrus (Bujang) mantan Controleur Padang Tikar, dan Syarif Hasan bin Zein Al ‘Aydrus (saat itu pagawai kantor Sutiji Tyo di Pontianak).

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=405607086126371&set=a.210709762282772.52958.210611705625911&type=1&relevant_count=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar