Kamis, 10 Oktober 2013

Makam Siti Fatimah binti Maimun Gresik

Makam Siti Fatimah binti Maimun berada di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik, tidak begitu jauh dari lokasi Masjid Malik Ibrahim
Makam Siti Fatimah binti Maimun berada di sebuah kompleks datar yang luas, dengan makam-makam tua di sekelilingnya.
Kabarnya Makam Siti Fatimah binti Maimun adalah makam Islam yang paling tua di wilayah Asia Tenggara. Siti Fatimah merupakan penyebar agama Islam di wilayah Giri sebelum kedatangan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik.

Selain keunikan cungkup Makam Siti Fatimah binti Maimun yang terbuat dari batu putih, di kompleks Makam Siti Fatimah binti Maimun yang sangat luas ini juga terdapat beberapa kubur yang sangat panjang, jauh lebih panjang dari kubur yang lazim, sehingga sering disebut sebagai Makam Panjang.
Makam Siti Fatimah berada di dalam kelambu. Berjajar di samping Makam Siti Fatimah adalah makam Putri Kamboja, Putri Kucing, dan Putri Keling. Nisan makamnya ditutup kain putih yang sudah mulai terlihat lusuh.
Makam Siti Fatimah binti Maimun di balik kelambu putih, dan berpagar kisi besi. Ukuran nisan dan panjang Makam Siti Fatimah binti Maimun ini tidak berbeda dengan makam para dayangnya.

Di makam inilah ditemukan peninggalan berupa Batu Nisan Leran, sebuah batu nisan dengan pahatan kaligrafi bergaya Kufi, yang merupakan model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi yang ada. Namun Batu Nisan Leran ini telah dipindahkan ke Museum Trowulan pada tahun 1997.

Inskripsi pada Prasasti Batu Nisan Leran terdiri dari tujuh baris, yang terjemahannya:

Dengan Nama Allah (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Semua yang ada
di bumi adalah fana. Dan yang kekal hanya Dzat Tuhanmu yang mempunyai Kebesaran
dan Kemuliaan. makam perempuan yang tak berdosa,
yang lurus, binti Maimun, bin Hibatu’llah, yang meninggal
hari Jum’at delapan Rajab (setelah tujuh malam berlalu)
tahun 475, dengan rahmat
Allah Yang Maha Mengetahui semua yang gaib, Tuhan Yang Maha Agung dan Rasul-Nya yang mulia.
Orang pertama yang menemukan dan membaca inskripsi Batu Nisan Leran, menurut Mahammad Yamin, adalah peneliti asal Belanda bernama JP Moquette pada 1911, kemudian Paul Ravaisse (berkebangsaan Perancis) melakukan beberapa perbaikan. Adalah Mohammad Yamin yang membaca angka tahun 475 H atau 1082 M, bukan 495, sebagai tahun meninggalnya Siti Fatimah, yang konon disebabkan oleh wabah yang sangat ganas.


http://thearoengbinangproject.com/makam-siti-fatimah-binti-maimun-gresik/2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar